Bab 490
Bab 490 Sepertinya Aku Sangat Tidak Penting
Ejekan demi ejekan, makian demi makian bagaikan gelombang pasang yang menyapu Ardika.
Tidak ada seorang pun yang menganggap serius Ardika, mereka semua menganggap remeh permintaan yang diajukan oleh Ardika.
Di mata mereka, Ardika sama sekali tidak memenuhi kualifikasi untuk mengajukan permintaan pada mereka.
Walaupun sebelumnya Grup Lautan Berlian sudah menuduhnya tak berdasar, mereka sama sekali tidak peduli.
Sekarang, dia sudah bisa membuktikan dirinya tidak bersalah dan menyelamatkan nyawanya sendiri adalah sebuah keberuntungan baginya.
Seharusnya Ardika sudah berterima kasih, bukan malah meminta orang lain untuk meminta maaf padanya dan keluarganya.
Ardika tidak memedulikan orang–orang itu, dia hanya mengalihkan pandangannya ke arah Alden.
Kemudian, dia mengajukan satu permintaan yang semua orang anggap lebih keterluan, lebih gila dan lebih cari mati! This material belongs to NôvelDrama.Org.
Ardika berkata dengan dingin. “Alden, karena kamu memutuskan untuk mengikuti permainan lawanmu
dan menyeretku yang nggak bersalah ini dalam masalahmu, bahkan menjadikanku sebagai plonmu. bukankah kamu sendiri juga berutang sebuah permintaan maaf padaku?”
Walaupun Alden sudah menjelaskan bahwa dua hari ini dia dalam kondisi berpura–pura mati dan baru sadarkan diri dini hari ini, tetapi Ardika mengetahui dengan jelas, sebelum Alden dan Vrenzent memutuskan untuk mengikuti permainan lawan dengan Alden berpura–pura mati, mereka pasti sudah memikirkan cara untuk menyelidiki rencana Edrik dengan jelas.
Dengan kata lain, walaupun Alden jelas–jelas tahu bahwa setelah dirinya berpura–pura mati Ardika akan dituduh sebagai pembunuhnya, Alden tetap tidak mengambil tindakan untuk menghentikan hal itu terjadi.
Tuduhan yang ditujukan padanya memang bersifat sementara waktu saja. Setelah Alden tersadar kembali, Ardika akan terbukti tidak bersalah.
Namun, bagi Ardika, terlepas dari Alden sengaja atau tidak, tindakan pria itu adalah sebuah bentuk memanfaatkan dirinya.
Sementara itu, tindakan Alden ini tidak hanya membawa masalah baginya, tetapi juga membawa masalah besar bagi Luna sekeluarga, bahkan mengancam pernikahannya dengan Luna.
“Gila, gila! Menantu benalu ini benar-benar sudah gila!”
“Apa dia sadar apa yang sedang dilakukannya? Dia bahkan meminta Tuan Alden untuk meminta maaf
padanya secara pribadi!”
“Dua puluh tahun yang lalu, saat Tuan Alden menjadi kepala preman, mungkin bocah ini masih nggak tahu apa–apa selain bermain tanah. Berani–beraninya dia mengajukan permintaan seperti itu!
Semua orang merasa Ardika terus memprovokasi Alden dan terus cari mati.
“Tuan Ardika, aku bisa meminta maaf secara pribadi kepadamu, Grup Lautan Berlian juga bisa mengumumkan permintaan maaf kepadamu dan keluargamu.
Namun, Alden malah mengucapkan kata–kata di luar bayangan semua orang.
Dia tahu Ardika adalah presdir Grup Sentosa Jaya, bahkan merupakan presdir Grup Bintang Darma yang mampu menghadapi tiga keluarga besar, Raka.
Tentu saja, dia tidak akan menganggap remeh Ardika seperti yang dilakukan oleh orang–orang lainnya.
“Tapi, apa kita bisa diskusikan lagi dua permintaan Tuan Ardika yang lainnya?”
Alden menunjuk anggota–anggota lama Grup Lautan Berlian itu dan berkata, “Mereka sudah berteman denganku selama bertahun–tahun. Sebelumnya, karena dikelabui oleh orang lain, mereka baru melakukan tindakan yang keterlaluan seperti itu. Tapi, bagaimanapun juga, mereka nggak melakukan sesuatu yang melukaimu dan keluargamu.”
“Kalau meminta mereka berlutut untuk meminta maaf, mereka pasti nggak akan bisa menerimanya.”
“Adapun mengenai Edrik, Samuel, ayah kandungnya pernah menyelamatkan nyawaku. Aku memang mengampuni nyawa Edrik, tapi aku pasti akan memberinya hukuman yang berat.”
Mendengar Alden berbicara dengan Ardika menggunakan nada seolah sedang berkompromi dan menyetujui untuk meminta maaf kepada Ardika secara pribadi.
Semua orang sangat terkejut.
Namun, tak lama kemudian, mereka langsung mengerti.
Seharusnya karena mengingat Ardika pernah memperingatkannya mengenal kondisi tubuhnya yang tidak baik, Alden baru berbicara dengan nada seperti itu kepada Ardika.
Terlebih lagi, kesan yang Alden berikan terhadap orang lain adalah seseorang yang sangat berbesar hati. Dia pasti tidak akan memandang rendah Ardika hanya karena Ardika adalah seorang menantu
benalu.
Alden sendiri memang menyetujui untuk meminta maaf secara pribadi kepada Ardika, tetapi dia tidak bisa membiarkan teman–teman lamanya untuk berlutut meminta maaf kepada Ardika.
Hal seperti itu saja dia tidak bisa terima, apalagi permintaan Ardika untuk memaksa Edrik bunuh diri.
Dengan kata lain, Ardika sangat tidak penting baginya.
Ardika juga menyadari hal itu. Dia berkata dengan dingin, “Alden, aku mengajukan empat permintaan,
tapi kamu hanya menerima dua permintaan yang paling mudah. Sepertinya dalam lubuk hatimu, aku
sangat nggak penting.”