Bab 516
Bab 516 Fiona Seorang Artis
Setelah mencapai kesepakatan bersama, Jesper menyampaikan sebuah saran kepada dua kepala
keluarga lainnya.
Walaupun sekarang mereka tidak berdaya menghadapi Raka, tetapi mereka bisa memberi Grup Bintang Darma sedikit masalah, agar terjadi konflik internal dalam perusahaan tersebut.
Biarpun tidak berdaya menghadapi Raka, mereka tetap harus membuat hidup lawan mereka tidak
tenang!
“Tuan, Simon sudah menyampaikan pesan Tuan kepada tiga keluarga besar.”
“Selain itu, dia juga sudah menyerahkan semua aset dan properti di bawah namanya kepada negara. Dia juga mengatakan bahwa di hari peringatan kematian Delvin, dia akan membawa seluruh anak buahnya untuk mengangkat dan menjaga peti mati Delvin, serta memberi penghormatan padanya.”
Di rumah sakit.
Claudio sedang memberi laporan kepada Ardika.
“Hmm, karena dia cukup tahu diri, maka aku akan mengampuni nyawanya untuk sementara waktu.”
Ardika melambaikan tangannya dan berkata, “Nggak hanya tiga keluarga besar dan Simon, di hari peringatan kematian Delvin, semua orang yang terlibat dalam perencanaan penghancuran Grup Bintang
Darma harus hadir!”
1
“Baik, nanti aku akan meminta Yoga untuk menyelidiki semua orang yang terlibat dalam kasus itu.”
Sebelumnya, Claudio ikut pergi ke Kota Serambi bersama Ardika. Jadi, dia tahu dengan jelas bahwa
sekarang Yoga sudah menjadi “anjing” Ardika.
Kini, sudah saatnya bagi “anjing” itu untuk bekerja.
Setelah mengucapkan “hmm” singkat, Ardika pun meminta Claudio untuk pergi menjalankan tugasnya.
Tepat pada saat ini, setelah mengetahui orang tua Delvin masuk ke rumah sakit, Elsy bergegas datang
ke rumah sakit.
Diliputi kesedihan yang berlebihan, Selvi dalam kondisi tertidur dan tidak sadarkan diri.
Menurut hasil pemeriksaan dokter, luka di lengan Robin cukup parah. Operasi lengan Robin sudah dijadwalkan.
Mengetahui dua lansia itu tidak dalam kondisi kritis, Elsy baru menghela napas panjang. Còntens bel0ngs to Nô(v)elDr/a/ma.Org
Elsy, kamu sudah tahu tentang abu Delvin, “kan?” tanya Ardika.
Begitu mendengar ucapan Ardika, tiba–tiba saja mata Elsy menjadi sedikit memerah. Kilatan kesedihan dan kebencian melintas di mata indahnya.
Dia menarik napas dalam–dalam, lalu berkata, “Pak Ardika, aku yakin kamu bisa menegakkan keadilan untuk Delvin Kalau butuh bantuanku, silakan katakan saja.”
Sebelumnya, Ardika mengkhawatirkan Elsy tidak bisa menerima kenyataan ini seperti orang tua Delvin.
Namun, kalau dilihat sekarang, sepertinya Elsy jauh lebih tegar dari yang dia bayangkan.
“Jangan khawatir. Semua orang yang pernah menyakiti Delvin dan kalian sekeluarga, nggak akan bisa melarikan diri lagi!” kata Ardika dengan datar.
Karena takut mengganggu istirahat Selvi, mereka berdua sengaja keluar dari bangsal dan berbicara di
koridor.
Tepat pada saat ini, di sebuah layar yang tergantung di tengah area loket perawat, sedang disiarkan
berita dalam kota.
“Menurut informasi yang kami peroleh dari pihak manajemen Fiona Samali yang merupakan seorang artis papan atas, sang artis mengumumkan sebuah pengumuman dadakan melalui akun sosial media
pribadinya.”
si cari pengumuman tersebut adalah, pada malam hari tanggal 28 bulan ini, sang artis akan mengadakan konser tunggal di Gelora Sadam.”
“Saat ini, Fiona dan seluruh krunya sudah tiba di Kota Banyuli ….”
“Elsy, Elsy, ada apa denganmu?”
Ardika sama sekali tidak tertarik pada artis. Mendengar berita itu, dia tidak memberikan respons khusus.
Namun, dia mendapati bahwa setelah Elsy mendengar berita itu, ekspresi wanita itu langsung berubah
menjadi pucat pasi.
Bahkan, sepuluh jarinya bertautan dengan erat!
Par Ardika, Fiona adalah pelaku utama di balik bunuh diri Delvin.”
Elsy mendongak, lalu menatap Ardika dengan berlinang air mata dan berkata, “Konser itu bertepatan
pada hari peringatan kematian Delvin!”
Biasanya, jadwal seorang artis terkenal sangat padat, bahkan ada kemungkinan jadwal mereka sudah penuh setengah hingga satu tahun ke depan.
Namun, konser tunggal Fiona ini diadakan secara dadakan.
Ditambah lagi, wanita itu adalah pelaku utama di balik bunuh diri Delvin.
Jadi, tujuan diadakannya konser ini sangat jelas, yaitu sengaja diadakan bertepatan pada hari peringatan kematian Delvin!
“Kini, kami sudah tiba di hotel di mana Nona Fiona menginap. Nona Fiona sendiri sudah menerima wawancara dari kami.”
Saat ini, berita yang disiarkan di TV masih berlanjut.
Seorang wanita dengan fitur wajah sempurna dan lekuk tubuh yang proporsional muncul di layar TV.
“Nona Fiona, kenapa kamu tiba–tiba memutuskan untuk mengadakan konser tunggal secara dadakan di
Kota Banyuli?”
“Karena aku sendiri adalah penduduk asli Kota Banyuli. Karierku berawal dari Kota Banyuli. Selama ini. aku selalu berpikir untuk mengadakan konser di sini sebagai bentuk terima kasihku terhadap penduduk Kota Banyuli, serta para penggemar yang telah memberiku dukungan dan cinta.”
“Selain itu, aku mengadakan konser mendadak di sini juga karena undangan dari Tuan Handi, sahabatku sekaligus wakil presdi Grup Santosa. Jadi, pihak penyelenggara dan penanggung jawab konserku kali
ini adalah perusahaannya.”
Suara Fiona terdengar sangat manis. Selain itu, dia juga berbicara dan bersikap dengan natural.
Begitu sang artis selesai berbicara, terdengar suara sorakan histeris dari para suster yang berada di
loket perawat.