Menantu Pahlawan Negara

Bab 277



Bab 277 Ardika Temyata Kamu Orangnya

Begitu memikirkan hal tersebut, jantung Arini berdebar dengan kencang.

Target Ardika adalah tiga keluarga besar!

Tiga keluarga besar yang memiliki relasi luas dan kekuasaan luar biasa di Kota

Banyuli!

Biarpun Ardika adalah presdir Grup Sentosa Jaya, apa dia benar–benar memiliki kemampuan untuk menjatuhkan tiga keluarga besar?

“Jangan mulutmu baik–baik.

Ardika hanya melirik wanita itu dengan acuh tak acuh. Untuk sementara waktu ini, dia masih tidak ingin tiga keluarga besar tahu bahwa dia adalah Raka.

Bagi tiga keluarga besar, nama Raka adalah sebuah ancaman besar bagi mereka dan bisa membuat tiga keluarga besar hidup dalam penderitaan.

Karena itulah, dia bahkan meminta Draco untuk memasukkan identitas Raka..

Semua dokumen–dokumen yang berhubungan dengan nama Raka sudah dipersiapkan dengan baik.

Biarpun tiga keluarga besar melakukan penyelidikan, mereka juga tidak akan menemukan sesuatu yang janggal.

“Baik!”

Sekujur tubuh Arini gemetaran, dia sudah memutuskan untuk merahasiakan hal itu.

untuk dirinya sendiri.

Mose juga merupakan orang yang sangat peka. Setelah melihat sikap tegas Arini, dia juga menyatakan dia akan merahasiakan hal itu dengan baik.

Ardika melirik Bejo. Dalam sekejap, tubuhnya langsung gemetaran. Dia menatap

Ardika dengan tatapan ketakutan.

Bahkan Mose saja tunduk di hadapan Ardika, tentu saja dia tidak punya harapan untuk lolos lagi.

“Pak Mose, orang nggak berguna dan bajingan dikeluarkan saja.”

Hanya satu kalimat acuh tak acuh Ardika, menjadi penentu nasib Bejo.

Walaupun orang yang diancam dan akan ditiduri oleh Bejo adalah Arini, tetapi dia sangat membenci pria bajingan dan tidak berguna seperti itu, bahkan dia sama

sekali tidak ingin melihat pria itu lagi.

“Cepat seret orang nggak berguna ini keluar, lalu atur orang untuk membersihkan. vila ini secara menyeluruh!”

Mose juga tidak memedulikan bagaimana nasib Bejo. Dia langsung memerintahkan anak buahnya untuk menyeret pria gemuk itu pergi.

“Bersihkan secepatnya, aku akan segera menjemput orang tua dan putri angkatku ke sini.”

Selesai berbicara, Ardika langsung berjalan ke arah luar. Nôvel(D)rama.Org's content.

Arini juga segera mengikutinya dari belakang.

Begitu keluar dari vila, mereka bertemu Jesika yang bergegas datang dengan mengendarai Maybach– nya.

“Aku akan pergi membawa mobil dulu.”

Setelah menganggukkan kepalanya dengan hormat kepada Jesika, Arini langsung berjalan menuju ke mobilnya.

Begitu melihat situasi di vila, Jesika tahu masalah sudah terselesaikan. Namun, dia

tetap menghampiri Ardika dan meminta maaf. “Pak Ardika, tadi aku diundang minum kopi oleh seorang teman lama di luar. Maaf, aku nggak melakukan tugasku dengan baik.”

“Kenapa kamu berbicara seperti itu? Aku nggak memintamu untuk mengikutiku dua

puluh empat jam penuh.”

Ardika melambaikan tangannya dengan santai.

Sebenarnya, selama dia mau, Jesika bisa saja melayaninya dua puluh empat jam

penuh.

Namun, dia tidak ingin selalu diikuti. Lagi pula, dia merasa kurang nyaman

Jadi, pekerjaan Jesika sebagai seorang asisten pribadi cukup bebas

“Aku akan ke area kota tua untuk menjemput Livy sekeluarga ke sini. Kamu juga ikut aku ke sana sekalian angkut barang bawaan mereka”

Selesai berbicara, Ardika langsung berjalan ke arah mobil

Kebetulan ada mobil Jesika, jadi dia tidak perlu memanggil mobil lain lagi untuk mengangkut barang bawaan Livy sekeluarga.

“Jesika, orang itu adalah presdir yang kamu layani?”

Tepat pada saat ini, Liander yang baru saja memberhentikan mobilnya berjalan menghampiri Jesika. Dengan sorot mata agak iri, dia menatap punggung Ardika.

Dia belum melihat wajah Ardika. Hanya saja, dilihat dari punggung orang itu saja, dia sudah tahu presdir yang dilayani oleh Jesika itu masih sangat muda

Mungkin pria itu seumuran dengannya.

Jesika adalah wanita cantik yang disukainya selama bertahun–tahun, tetapi wanita itu sama sekali tidak pernah meliriknya.

Sekarang, wanita itu malah menjadi asisten pribadi seorang pria yang seumuran dengannya, bahkan memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada pria itu.

Perasaan kesal dan sedih yang berkecamuk di dalam hatinya sulit untuk digambarkan dengan kata– kata.

“Kebetulan sekali.”

Ardika tertegun sejenak, lalu berbalik dan menatap Liander dengan tatapan agak

terkejut.

“Ardika, ternyata kamu orangnya!” seru Liander secara tiba–tiba. Dia menatap Ardika dengan tatapan terkejut seperti melihat hantu.

Ekspresi Liander langsung berubah menjadi muram. Dia bertanya dengan marah, Presdir Grup Sentosa Jaya adalah kamu?!”

“Liander, siapa yang mengizinkanmu berbicara seperti itu dengan

Jesika langsung memarahi pria itu.

Bagi orang yang mengetahui identitas asli Ardika seperti dirinya, Ardika sudah seperti sosok dewa dalam hatinya.

Dia tidak akan membiarkan Liander bersikap kurang ajar kepada Ardika seperti itu!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.