Bab 214
Bab 214 Apa Kalian Menyukai Penjara Prima Banyuli
Begitu mendengar teriakan penuh amarah karyawan-karyawan itu, ekspresi Tuan Besar Basagita langsung berubah menjadi sangat
masam.
Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah anggota Keluarga Basagita lainnya.
Kalau mereka tidak bersedia menerima Yanto, maka dia akan memilih orang untuk menggantikan putranya.
Namun, sebelum dia sempat berbicara, Ardika langsung membantu pria tua itu menanyakan kandidat selanjutnya. “Kalau kalian nggak bersedia menerima Yanto sebagai manajer umum kalian, bagaimana kalau Wisnu?”
“Kami nggak terima!” teriak para karyawan dengan serempak.
Ardika bertanya lagi, “Bagaimana kalau Wulan?”
“Kami nggak terima!”
“Bagaimana kalau Tito?”
Tito adalah suami bibinya Luna.
“Kami nggak terima!”
“Kami nggak terima!”
“Kami nggak terima!”
Ardika sudah menyebut nama semua anggota Keluarga Basagita satu per satu.
Jawaban yang diperolehnya adalah “tidak terima”!
Setiap kali para karyawan itu berteriak dengan keras, teriakan mereka seperti tamparan keras di wajah masing-masing anggota Keluarga Basagita yang namanya disebut.
“Tuan Besar, kamu sudah dengar sendiri pendapat para karyawan, ‘kan?”
Pandangan Ardika menyapu ke wajah setiap anggota Keluarga Basagita, lalu dia mencibir dan berkata, “Orang-orang yang mencampakkan Grup Agung Makmur pada saat krisis, pada akhirnya juga akan dicampakkan oleh Grup Agung Makmur!”
Wisnu, Wulan dan yang lainnya ingin sekali hilang ditelan bumi.
Mereka sangat membenci Ardika.
Namun, Ardika tidak memedulikan pandangan mereka terhadap dirinya.
Tiba-tiba, ekspresinya berubah menjadi muram, lalu dia berteriak dengan dingin, “Istriku bisa menempati posisi manajer umum ini bukan karena belas kasihan orang lain, juga bukan karena selembar dokumen pengangkatan jabatan! Dia memenangkan posisi ini karena tekadnya yang kuat dalam mempertahankan Grup Agung Makmur!”
Begitu Ardika selesai berbicara, tepuk tangan yang meriah langsung menggema di tempat itu.
Selain para karyawan yang berdiri dengan tekad yang kuat di belakang Luna, bahkan para pelamar kerja juga menjadi sangat bersemangat.
Saat ini, Luna sudah memenangkan hati orang-orang ini. Mereka memutuskan ingin bekerja di Grup Agung Makmur.
Di bawah kepemimpinan sosok pemimpin yang baik seperti Luna, Grup Agung Makmur pasti akan berkembang dengan sangat baik.
Namun, Tuan Besar Basagita sama sekali tidak memedulikan ucapan Ardika.
Dia hanya merasa sangat terkejut.
Ternyata Luna begitu dihormati di Grup Agung Makmur.
Kalau membiarkannya terus menduduki posisi manajer umum, lambat laun dia akan menjadi satu-satunya penguasa dalam perusahaan seperti yang dikatakan oleh Karlos!
Dia berkata dengan ekspresi marah, “Ardika, berhenti beromong kosong di hadapan banyak orang. Aku adalah presdir Grup Agung
1/2
+15 BONUS
Makmur, aku adalah pemegang kekuasaan tertinggi dan pengambil keputusan di Grup Agung Makmur. Aku mengeluarkan Luna dan semua petinggi perusahaan yang baru saja naik jabatan dari perusahaan. Karlos dan yang lainnya kembali menduduki posisi sebelumnya. Karyawan-karyawan lama yang sebelumnya sudah mengundurkan diri direkrut kembali oleh Grup Agung Makmur!”
Selama orang-orang ini kembali bekerja di Grup Agung Makmur, dia baru bisa memastikan Grup Agung Makmur tetap dalam kendalinya.
Dia sama sekali tidak memercayai orang-orang yang baru dipromosikan oleh Luna.
Begitu mendengar ucapan Tuan Besar Basagita, Karlos dan yang lainnya langsung menunjukkan ekspresi senang.
“Pak Presdir jangan khawatir. Kelak, kami pasti akan selalu mematuhi perintah Bapak!”
Mereka segera mengutarakan bahwa mereka akan setia pada Tuan Besar Basagita.
Setelah mendengar keputusan Tuan Besar Basagita, Luna langsung panik. “Kakek, kalau kamu memang nggak bersedia membiarkanku menduduki posisi manajer umum, aku akan menerima keputusanmu. Tapi, kamu nggak bisa membiarkan Karlos dan yang lainnya kembali bekerja di sini!”Nôvel/Dr(a)ma.Org - Content owner.
Dia merasa kakeknya sudah tidak bisa berpikir jernih.
Demi berebut keuntungan, pria tua itu bersedia mempekerjakan kembali orang-orang akan mengkhianati Grup Agung Makmur kapan saja.
“Sayang, jangan khawatir. Karlos dan orang-orang ini nggak akan bisa kembali bekerja di Grup Agung Makmur. Aku sudah mengatur tempat yang bagus untuk mereka,” kata Ardika dengan tenang sambil tersenyum, seolah-olah segala sesuatu berada dalam kendalinya.
*Ardika, berhenti beromong kosong. Keputusan kami bisa kembali bekerja di perusahaan ini atau nggak ada di tangan Pak Presdir. Kamu
pikir kamu siapa?!”
Karlos dan yang lainnya langsung melontarkan sindiran dan ejekan pada Ardika.
Dia bahkan bertanya dengan nada mengejek, “Kamu bilang tempat bagus? Memang kamu bisa mengatur tempat bagus apa untuk kami?”
Dia menatap Ardika dengan tatapan provokatif.
Ardika menatap Karlos dan beberapa orang lainnya sambil tertawa, lalu berkata, “Ah, tempat bagus untuk kalian? Penjara Prima Banyuli.
Apa kalian suka?”
“Kamu mau mengirim kami ke penjara? Memang kamu pikir kamu siapa?!”
Tentu saja Karlos dan yang lainnya tidak memercayai ucapan Ardika.
Namun, tepat pada saat ini, sekelompok orang berseragam polisi memasuki gedung.
“Ya ampun! Anggota kepolisian departemen investigasi Kota Banyuli datang lagi!”
Melihat pemandangan itu, Luna dan para karyawan yang berdiri di belakangnya langsung tercengang.
Pagi tadi anggota kepolisian ini baru saja mendatangi Grup Agung Makmur dan menangkap Diego.
Kenapa mereka datang lagi?
Apa mereka berencana menjadikan Grup Agung Makmur sebagai markas mereka?
Anggota kepolisian departemen investigasi langsung menghampiri Karlos dan beberapa petinggi lainnya, lalu memborgol mereka.
1722
“Karlos, Timo Kalian terlibat dalam penggelapan uang perusahaan selama bekerja di Grup Agung Makmur. Atas dasar tindakan kejahatan kalian ini, kalian semua ditangkap!”